Untuk meningkatkan keterampilan dalam bahasa, kaum tuna rungu mempunyai untuk memilih media komunikasi yang cocok dengan keadaan fisiknya. Media komunikasi yang cocok bagi mereka adalah bahasa yang tidak menuntuk prnggunaan alat pendengaran, yaitu Bahasa Isyarat.
Bahasa Isyarat dipelajari dengan cara konfensional, yaitu dengan belajar di sekolah khusus seperti SLB Kelas B atau dengan cara otodidak dengan belajar sendiri dari kamus atau video. Cara-cara tersebut biasanya mempunyai kendala, misalnya untuk cara konvensional, orang-orang agak malu menjadi bosan dan memerlukan waktu yang lama untuk menguasainya karena masih membayangkan bagaimana gerakan isyaratnya.
Dengan adanya aplikasi program ini, diharapkan dapat memecahkan masalah tersebut, sehingga aplikasi ini dapat digunakan sebagaimana alternatif untuk belajar Bahasa Isyarat bagi tuna rungu atau orang normal.